Katamu, ''Aku Mencintaimu''

Sudah enam bulan kita bersama, sebagai sepasang kekasih tentunya. Enam bulan yang lalu, aku mendapatkan dirimu. Perasaanku sangat senang saat itu. Tak sia-sia aku membuat beberapa poster bertuliskan 'aku mencintaimu', untuk kemudian aku tempelkan disepanjang tembok kosong, dekat rumahmu. Agar kau melihatnya, melihat usahaku, melihat seberapa besar aku menyukaimu, melihat seberapa serius aku menginginkanmu, sebelum aku menyatakan perasaanku padamu, sebelum aku memintamu menjadi kekasihku. Setidaknya aku mendapatkan simpatimu saat itu. Dan setidaknya, katamu, "aku mencintaimu". Aku senang.

Sudah enam bulan kita bersama, sebagai sepasang kekasih tentunya. Sewajarnya pasangan kekasih. Aku sering mengajakmu berkencan, menghabiskan waktu berdua, setidaknya dua kali dalam seminggu. Sewajarnya pasangan kekasih. Aku selalu ingin tahu kabarmu, keadaanmu, dan kegiatanmu, tentunya. Sewajarnya pasangan kekasih, aku mencintaimu walau sikapmu dulu dingin padaku. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu".

Sudah enam bulan kita bersama. Sikapmu dulu masih dingin, tapi semakin lama semakin baik dari sebelumnya. kau mulai tersenyum padaku. Tapi tetap saja, terkadang kau masih dingin padaku. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu".

Menjelang Ujian Nasional-ku, beberapa minggu yang lalu. Sikapmu semakin baik, semakin hangat, semakin nyata cintamu padaku. Kau sudah tidak bersikap dingin padaku. Tak bisa kutulis, atau kugambarkan, betapa bahagianya aku melihat perubahan sikapmu. jujur saja, selama ini batinku tersiksa dengan sikap dinginmu padaku. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu". Itu yang membuatku semakin mencintaimu.

Hari-demi hari berlalu. Tak terasa sudah enam bulan kita bersama, menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih tentunya. Perubahan sikapmu semakin terlihat jelas, semakin terlihat nyata. Kita banyak tertawa sekarang. Tak seperti dulu lagi. Kau juga sering mengajakku berkencan sekarang. Walau sesekali, sikapmu dingin padaku. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu".

Ada yang berbeda denganmu pagi ini. Kau terlihat lebih kacau, lebih dingin, lebih pemarah, lebih tak menghiraukan diriku. Semua hal yang kubenci, ada pada dirimu hari ini. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu".

Hari semakin siang, tentunya semakin panas. Sama sperti dirimu. Aku jadi takut, juga bingung. Aku coba mengoreksi sikap dan perbuatanku. Tapi, tak ada kesalahan ku perbuat. Kita juga tidak sedang dilanda konflik. Namun setidaknya, katamu, "aku mencintaimu". Aku sedikit lega.

Hari hampir gelap, tentunya panas mulai mereda. Sama seperti dirimu. Sikap dinginmu sudah tak lagi nampak. Kau bahkan mengajakku berkencan, sekarang, berdua tentunya, seperti biasanya. Sebuah pernyataan yang membuktikan semua baik-baik saja. Aku lega. Tak lagi takut ataupun bingung.

Kita bertemu, berdua tentunya, seperti biasanya. Namun katamu, "aku tak pernah mencintaimu".



2 komentar: